ROMANTISME SENJA DAN SANTRI
Tatkala aku melihat senja
Samar-samar netra menyapa
Jingga sang senja tersenyum
mesra
Tatkala aku melihat senja
Maknanya,
ia akhir dari sebuah hari
Para santri telah usai mendedangkan bait demi bait “Qoola Muhammadun huwabnumaliki”
Para santri telah
selesai menyelami kedalaman Qoul Syafii
Lihatlah!lihatlah kepada senyum
senja
Yang telah menyaksikan romantisme juang para santri
Menenteng kitab-kitab khas
penjara suci
Derap langkah kaki pasukan bersarung,pejuang
berpeci
Rehat sejenak,
Kembali ke peraduan
masing-masing
Untuk kemudian bersiap memenuhi
panggilan sang kasih
Tatkala aku melihat senja
ia tersenyum merekah
Seakan berkata;
“inilah santri,yang baktinya selalu dinanti negri ini”
Tetapi itu dulu,
Saat pandemi belum menyerang
bumi
Seakan mampu menyaksikan,
Senja tak lagi terang
Hei,bukankah
biasanya bagi senja tak ada yang menyedihkan
Selain menutup bulan ramadlan ?
Sore itu,
Aku menggunakan tinta senja
Menulis dalam kalbu,bahwa;
Yang fana adalah pandemi,yang
abadi adalah santri.
BIODATA
Nama:
Nihayatul Hidayah Marisita
TTL:
Jombang,01 Maret 2002
Alamat:
Mojokrapak Tembelang Jombang Jawa Timur
Akun:
-Fb:Nihayatul hidayah
-Ig: Nihayah844
Untuk Kau, yang Mendoakanku Diam-Diam
By: Imun
Duhai siang yang menopang awan....
Kusampaikan pesan bertajuk harapan....
Sambil menenteng bait-bait kesedihan....
Dan bayangan yang kutepis
tangan....
Kasih....
Rengkuh aku agar kian pulih....
Menjalani nasib yang tumpang
tindih....
Bermandikan senyummu dan air
buih....
Sampai hilang langkahku yang
tertatih-tatih....
Lihatlah aku....
Yang senantiasa menopang
dagu....
Menghirup udara nan
sembilu....
Merekat kaki duduk
termangu....
Menunggu dikau diujung
waktu....
Dan aku baru tahu....
Semburat merah panjang
sedang menatapku halu....
Hingga saat malam menggantikan
sore....
Aku berjanji menyuapimu nasi dan
sate....
Menemani timurmu dipulau Tidore....
Membawakanmu nampan berisi
pare....
Bercengkrama bersama dua gelas nescaffe....
Ingatkan aku hari bahagia
itu....
Karena tiada dapat aku bersenandung
lagu....
Kecuali padamu,, pemilik
mata sendu....
Nama: Aisyah Maimunah
TTL: Dumai Tanjung Palas,
27 Oktober 1999
Alamat: Dsn. Sekardangan,
Ds. Papungan, Kec. Kanigoro, Kab. Blitar
Fak/Jur: FUAD/BSA 4A (otw
5A)
NIM: 12304183001
Tafsir
Pandemi
melanda
Apa
yang kita rasa?
Keluh
kesah, cemas tiada tara
Di sana
pun sama, di belahan dunia
Tiada
yang kuasa dengan makhluk tak kasat mata itu
Ciptaan-Nya,
sungguh luar biasa dahsyatnya
Mereka
dengan dada membusung
Abai
dengan suara-suara rintihan
Orang
yang membutuhkan
Pun,
kini terbaring lemah karena corona
Semua
makhluk sama
Tiada
bedanya sekarang
Kaya
tak jadi jaminan aman
Pun
miskin demikian
Tuhan
telah menafsirkan
Yang
ada menjadi tiada, yang tiada menjadi ada
Tiada
yang mustahil bagi-Nya
Corona
mengetuk jiwa kita
Mengikis
egosentrisme, membuka paradigm baru
Kemanusiaan
dan gotong royong
Hidup
ini bukan untuk kamu saja, melainkan untuk semua yang punya nyawa
Nama: Sulis Alfaini Kamala
TTL: Bojonegoro, 24
maret 2000
Instagram: mala_mall24
Jurusan: BSA 4B
Bergelut
dengan Senja
Senja,
Hadirmu
memberikan arti tersendiri bagiku,
Kau
mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan,
Tentang
arti kesabaran,
Mengikhlaskan,
Dan
arti menahan rindu.
Rindu
pada tanah rantauan,
Yang
mengajarkan kemandirian.
Rindu kawan-kawan
seperjuangan,
Yang
mengajarkan ketulusan.
Rindu
pada sang kasih,
Yang
telah jauh pergi, meninggalkan dunia.
Senja,
Sore
itu, seolah engkau tau maksud hatiku.
Kau
kirimkan hujan-mu tuk tenangkan gelisahku,
Tuk
menyejukkan hati gundahku,
Tuk mengembalikan
senyum tulusku,
Agar
ikhlaskannya diapit tanah.
Senja,
Sampaikan
salamku padanya,
Yang
tak ucapkan salam perpisahannya.
Sampaikan
rinduku padanya,
Yang
tak bisa melihat wajah terakhirnya,
Sampaikan
doaku padanya,
Yang
tak pulang menemuinya.
Apalah
dayaku senja,,,
Yang
harus menyesal kedua kalinya,
Walau
jarak menjadi penghalang,
Semoga
doa tetap terucapkan.
Senja,
Antarkan
beliau ke tempat yang nyaman,
Antarkan
beliau menuju ketenangan,
Meninggalkan
semua sakit dan penderitaan,
Hingga,
hanya tersisa kenangan.
Walau
kini tlah hilang di pelupuk mata,
Tanpa
bayangan yang tertata.
Pertemukanlah
kami selalu senja,
Walau
di mimpi semata.
Senja,
Terima
kasih kuucapkan padamu,
Ku
yakin,
Ikhlas
dan sabar ringankan langkahnya
Senja,
Hadirmu
tak kan pernah sia-sia,
Ada
mentari seiring hilangmu,
Tuk
lebih warnai dunia,
Tanpa
melupakannya.
اللهم اغفرلهم وارحمهم وعافهم واعف عنهم
BIODATA
Nama : Anik Amirotul Mu’minah
NIM : 12304193005
Jurusan: Bahasa
dan Sastra Arab
Kelas : 2A
Instansi: IAIN
Tulungagung
Email :
anikamiroh483@gmail.com
Instagram: anik_amiroh
“puisi ini saya tujukan pada sang kakek dan nenek saya yang telah meninggal dunia. Yuntuk kedua kalinya saya tidak bisa melihat wajah terakhir beliau, tidak bisa mengantarkan beliau, dan tidak bisa mengucapkan salam pisah pada beliau dan alasannya adalah karena jarak.”
“Sepucuk Kerinduan Kepada Senja”
Di ujung terang
kau selalu datang
Menyambut sebuah
gelap
Gelap yang
dipenuhi keindahan
Akan cahaya
bintang-bintang dan rembulan yang bersinar
Kau tak pernah
ingkar janji
Datang tepat waktu
Mengobati sebuah
rindu
Rindu yang
menggebu akan sebuah cumbu
Pesonamu tak
pernah membosankan tatapanku
Yang selalu ingin
menatap keindahanmu
Seakan terselip
sebuah salam
Salam akan balasan
sebuah rindu
Senja, bolehkah
aku menitip sepucuk kata rindu ?
Rindu akan hari
esok yang syahdu
Sebelum kau
tertelan malam
Malam yang senyap
Senja, walaupun hadirmu sesaat
Kau telah banyak
mengajariku
Apa itu arti
kesabaran dalam penantian
Keikhlasan akan
sebuah kepergian
BIODATA
Nama : Naja Alwi Mawardy
Tempat, tanggal lahir : Trenggalek, 29
November 2000
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Nama orang tua : Ayah :
Asmungin
Ibu :
Siti Maslikah
Alamat :
Rt. 38, Rw. 16, Dsn. Kranding, Ds. Bendorejo, Kec. Pogalan, Kab. Trenggalek
(Jawa Timur)
Hobi : Nonton film
No. WhatsApp :
081 911 245 016
Pekerjaan :
Mahasiswa IAIN Tulungagung
Motto : Berusaha, berdoa, dan tawakal
Menatap Sang Senja
Genderang
burung mulai terdengar
Memanggil
semua kembali ke rumah
Angin
laut mulai terasa
Seakan
pertanda sang senja akan tiba
Kuning
kemerahan mulai merubah langit
Menenggelamkan
pancaran sinar sang surya
Layaknya
mutiara dalam kerang
Yang
memancar lalu menghilang
Layaknya
emas yang menyorot mata
Membuat
mata terpaku sejenak
Melihat
indahnya langit yang berubah
Terimakasih
senjaku
Menutup
hari begitu indah
Dengan
senyum tulusmu yang jingga
Walau
kadang ada tangis ataupun tawa
Yang
seakan menyelimuti warna kehidupan
BIODATA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan nama saya Rima Lutfiana dari semester 2 kelas A jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Saya adalah mahasiswa dari IAIN Tulungagung. Saya lahir pada tanggal 6 Januari 2000 di Tulungagung. Saya dibesarkan oleh kedua orang tua dan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dengan dua kakak yaitu perempuan dan laki-laki dan satu adik laki-laki. Berbicara tentang hobi, hobi saya itu banyak sekali, seperti membaca novel ataupun komik, menonton drakor (drama korea) dan terkadang menulis atau menggambar sesuatu yang abstrak (sesuatu yang tidak berbentuk atau istilahnya coretan). Dari salah satu hobi saya inilah, saya di IAIN Tulungagung memilih jurusan bahasa dan sastra Arab karena dengan sastra kita bisa menuangkan curahan hati kita. Sekian pemaparan dari biodata saya, mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Terimakasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Robbany
Ig : Arrobbanyyu
Sang senja
Gelombang angin senja merasuk jiwa.....
Rapuh tiada terkira dalam dada.....
Menghantarkan senyuman sang petuahnya.....
Kepada sang fulanah di sebrang sana......
Walau tiada niat mengurai cerya.....
Namun hati tlah menunjukan tanda....
Akan keinginan tuk memendam rasa.....
Dari salah satu hamparan manusia.....
Karna sang petuah tlah menyadarinya.....
Di kala waktu ia masih terlana.....
Akan kesalahan terhadap sang Robb-nya....
Dan sang senjalah saksi pengaduannya.....
Nama
: M. Maftuh robbany
TTL
: 23 desember 2000
Alamat : tanjungsari jenangan ponorogo
Ig : Arrobbanyyu
Jurusan :
Maba BSA
Senja dan Semesta
Aku lihat dari jauh kau tampak sendiri
Menangis melihat semestamu sengsara
Udara hitam membumbung tinggi
Suara bising bergema di telingamu
Sedih..
Ya ku lihat kau sedih
Dulu semestamu penuh dengan polusi
Kini hijau, bersih, segar
Lalu kenapa kau sedih ?
Bukankah ini yang kau inginkan ?
Bukan,
Aku tidak ingin seperti ini
Aku tidak ingin melihat ribuan nyawa pergi
dari jasatnya
Aku tidak ingin melihat situasi ini
Begitu jawabmu kepadaku
Situasi ini ?
Situasi yang mana ? Seperti apa ?
Situasi yang melumpuhkan kegiatan yang mereka
dulu mulai dari fajar dan beristirahat ketika aku muncul
Situasi yang membuat banyak nyawa harus
sembunyi dibawah atap mereka
Sungguh dalam benaku aku bertanya
Situasi yang membuatku kehilangan keindahan.
Kapan semua lekas pulih ?
Inginku datang bersama dengan senyuman mereka
Ku peluk mereka ditengah mega merahku yang
indah
Bernyanyi bersama ditemani deguran ombak
Semestaku
Semoga kau segera pulih
Segera kita bersama melukis senyum mereka
setelah keadaan berat ini.
Judul: Senja di Bulan Ramadhan
Senja penuh harapan
Bulan ramadhan
Penuh ampunan
Semangat tuk gapai tujuan
Marahaban ya ramadhan
Bacalah al qur'an
Agar hati bisa tentram
Dan tak menimbulkan penyesalan
Tahan dan rasakan
Nikmat nya ramadhan
Segala nafsu dan kemurkaan
Haramkan makan dan minuman
Biar tak menyesal di kemudian
Tingkat kan dan dekatkan
Kamu kepada tuhan
Tuk gapai sebuah impian
Lantunan tadarus bersautan
Ribuan doa dipanjatkan
Semoga kita mendapatkan Ridonya
Supaya kita masuk surga nya
Nama : Diah Ayu Mawadatul Ula
Tempat Tanggal Lahir : Tulungagung, 03 April 2002
Alamat : RT 01 RW 05 Dusun Tutul Desa
Banjarejo Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung
Akun Medsos: IG : @diahayuuuu_
Whatsapp :
082144773314
Twitter :
@diahayumwdtl_
Surya Rembulan
Sorot kebahagiaan
menjelma dalam satu saat
Dua kirana berpaut
Memancarkan keelokan
Menyatu tanpa jarak
Seakan tersenyum,
Ia menebar kebahagiaan
Ke seluruh penjuru
Memandangnya,
Membuatku tersipu
Mengenangnya,
Membuat rinduku menggebu
Dengan tanpa, namun hanya
Meski kutahu segala keelokan tak abadi
Akan sirna begitu saja menghilang pergi
Tanpa rasa malu dan tanpa kata
Ia pergi dengan tenang,
Namun menyisakan gores kenang
Meresap hingga ketulang
Ku menyambut dengan bahagia
Namun, apapun tak mengubah
Kedukaan atas kepergian
Hanya tinggal Satu kirana
Yang kemudian akan berlalu pergi
Nama : Ayu Uly Nurdiana
TTL : Blitar, 19 Juni 2000
Alamat : Pikatan-Wonodadi- Blitar
Jurusan/Kelas : Bahasa dan Sastra Arab/ 4A
Senja; duka atau bahagia?
Aku tak tahu harus dengan pembuka yang
seperti apa,
Harapan yang sia-sia atau sesal yang tiada
terkira,
Sore itu;
Duduk berhadapan denganmu,
Di depan kita ada dua cangkir kopi
Dan di saku bajuku ada segenggam haru,
Bagaimana
tidak? Aku tengah duduk bersama seorang yang ingin ku temu, yang selama ini ku
sebut-sebut sebagai rindu,
Kau
tersenyum melihat gelagak konyolku, yang sedari tadi diam membisu sambil
sesekali melirik ke arahmu,
Langit mulai
menampakkan biasnya,
Biru,
berubah menjadi kuning kemerahan,
Layaknya aku
dan kamu, berawal dari teman, kemudian menjalin ikatan yang tak tergantikan,
Kau
menamaiku sebagai sahabat, teman yang lebih dari teman, tempatmu menyandarkan
harapan dan menjadikanmu takut untuk melukaiku jika perasaanku kebablasan,
Dalam hati
aku bertanya, mengapa harus seperti ini? Bukankah lebih baik jika kita saling
memiliki?
Tanpa
sepatah kata pun keluar dari mulutku, kau menjawab rasa penasaranku,
Kau tahu
mengapa senja berwarna kuning kemerahan? Tanyamu,
Tidak,
jawabku
Sebab, senja
hanya berisi bias harap semu, ia menunjukkan indahnya kepada seisi semesta,
tapi semesta tak pernah tahu apa yang tengah dirasakannya, ia tengah berduka
atau berhagia,
Sedang aku
tak ingin menjadi seperti senja, aku ingin kamu mengerti aku, lebih dari itu,
memahamiku, menenagkanku saat aku gelisah, meredakanku saat aku marah,
menghiburku saat aku resah,
Untuk itu,
aku ingin kita tetap menjadi teman, bukan kekasih, seorang kekasih akan menjadi
seperti senja, ia hanya ingin melihatku bahagia, tanpa bertanya apakah aku
tengah menangis atau tertawa,
Entah, aku
harus berduka atau berbahagia?
Ku pikir aku
mampu untuk bersamanya, sebagai kekasihnya,
Tapi aku tidak ingin hanya sekedar menjadi senja, yang sementara kemudian sirna.
Dari: sahabat sekaligus semestamu.
nama : Ahmad
Sulkhan Anami
tempat,
tanggal lahir : Tulungagung, 28
September 1996
alamat : RT/RW
002/003, Dsn. Jigang, Ds.
Pakisaji, Kec. Kalidawir, Kab.
Tulungagung
no.
handphone :
0857-4911-7863
email : ahmadanami28@gmail.com
instagram : @bucin.bangsad
facebook : @AhmadAnami
Sore Senjaku
(in memo 16
juli 2014 lalu)
Sejuk udara
sore
Mengingatkan
hati akan asa
Suara-suara
indah pelantun kalam-Nya
Menggoyah iman
tuk bertafakkur
Akan semua
nikmat dari-Nya
Kebesaran-nya
Tak dapat
dipungkiri
Semua Rahmat
dan Anugerah-Nya
Mengalir dalam
sanubari
Rasa syukur ini
Tak dapat
terlukiskan
Rasa gembira
ini
Terus terpancar
dalam jiwa
Semua tentang
senja sore itu
Seperti dalam
mimpi
Anugerah terbesar
dalam hidup ku
Semoga
selalu melekat dalam hati
Membawa
keberkahan
Di dunia dan
di akhirat nanti
Nama : Naili husna
NIM : 12304173031
Anak BSA sem VI
Alumni SMA Islam Sunan Gunung Jati
Tajuk Rindu
Senjaku
bertajuk rindu
Dalam diam
ku terpaku
Dalam
benakku terlantun merdu
Kisah
rindu begitu pilu
Salam pada
hati yang berdoa selalu
Akan
tetapnya rasa pada kalbu
Pada
Tuhanmu pula Tuhanku
Hatiku
menatapmu
Hatiku
mengharapkanmu
Hatiku pun
merindukanmu
Namun hatiku
juga menolakmu
Salam pada
hati yang ingin tau
Akan arti
hakikat rindu
Pada
Tuhanmu pula Tuhanku
Rinduku
begitu syahdu
Tanpa
perlu untuk kau tau
Bagaimana
kurasakan sendu dan pilu
Cukup aku
dengan Tuhanku
Salam pada
hati yang mengharap selalu
Akan kasih
serta rindu
Pada
Tuhanku pula Tuhanmu
Nama: Alya
Anjalla Salsa Biela
Jurusan: BSA
2A
IG
account: aiyya_sb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar