Minggu, 22 November 2020

Lomba cipta puisi tema "Senyuman sang senja" pada bulan Ramadhan 1441H

 

ROMANTISME SENJA DAN SANTRI

                Tatkala aku melihat senja

                Samar-samar netra menyapa

                Jingga sang senja tersenyum mesra

 

                Tatkala aku melihat senja

                Maknanya,

                ia akhir dari sebuah hari

Para santri telah usai mendedangkan bait demi bait Qoola Muhammadun huwabnumaliki

                Para santri telah selesai menyelami kedalaman Qoul Syafii

 

                Lihatlah!lihatlah kepada senyum senja

Yang telah menyaksikan romantisme juang para santri

                Menenteng kitab-kitab khas penjara suci

                Derap langkah kaki pasukan bersarung,pejuang berpeci

                Rehat sejenak,

                Kembali ke peraduan masing-masing 

                Untuk kemudian bersiap memenuhi panggilan sang kasih

 

                Tatkala aku melihat senja

ia tersenyum merekah

Seakan berkata;

“inilah santri,yang baktinya selalu dinanti negri ini”

 

                Tetapi itu dulu,

                Saat pandemi belum menyerang bumi

                Seakan mampu menyaksikan,

                Senja tak lagi terang

 

                Hei,bukankah biasanya bagi senja tak ada yang menyedihkan

                Selain menutup bulan ramadlan ?

 

                Sore itu,

                Aku menggunakan tinta senja

                Menulis dalam kalbu,bahwa;

                Yang fana adalah pandemi,yang abadi adalah santri.

               

                                                                                                BIODATA

                Nama: Nihayatul Hidayah Marisita

                TTL: Jombang,01 Maret 2002

                Alamat: Mojokrapak Tembelang Jombang Jawa Timur

                Akun:

        -Fb:Nihayatul hidayah

        -Ig: Nihayah844


Untuk Kau, yang Mendoakanku Diam-Diam

By: Imun

Duhai siang yang menopang awan....

Kusampaikan pesan bertajuk harapan....

Sambil menenteng bait-bait kesedihan....

Dan bayangan yang kutepis tangan....

               Kasih....

               Rengkuh aku agar kian pulih....

               Menjalani nasib yang tumpang tindih....

               Bermandikan senyummu dan air buih....

               Sampai hilang langkahku yang tertatih-tatih....

Lihatlah aku....

Yang senantiasa menopang dagu....

Menghirup udara nan sembilu....

Merekat kaki duduk termangu....

Menunggu dikau diujung waktu....

Dan aku baru tahu....

Semburat merah panjang sedang menatapku halu....

               Hingga saat malam menggantikan sore....

               Aku berjanji menyuapimu nasi dan sate....

               Menemani timurmu dipulau Tidore....

               Membawakanmu nampan berisi pare....

               Bercengkrama bersama dua gelas nescaffe....

Ingatkan aku hari bahagia itu....

Karena tiada dapat aku bersenandung lagu....

Kecuali padamu,, pemilik mata sendu....

 

Nama: Aisyah Maimunah

TTL: Dumai Tanjung Palas, 27 Oktober 1999

Alamat: Dsn. Sekardangan, Ds. Papungan, Kec. Kanigoro, Kab. Blitar

Fak/Jur: FUAD/BSA 4A (otw 5A)  

NIM: 12304183001


Tafsir

Pandemi melanda

Apa yang kita rasa?

Keluh kesah, cemas tiada tara

Di sana pun sama, di belahan dunia

 

Tiada yang kuasa dengan makhluk tak kasat mata itu

Ciptaan-Nya, sungguh luar biasa dahsyatnya

 

Mereka dengan dada membusung

Abai dengan suara-suara rintihan

Orang yang membutuhkan

Pun, kini terbaring lemah karena corona

 

Semua makhluk sama

Tiada bedanya sekarang

Kaya tak jadi jaminan aman

Pun miskin demikian

 

Tuhan telah menafsirkan

Yang ada menjadi tiada, yang tiada menjadi ada

Tiada yang mustahil bagi-Nya

 

Corona mengetuk jiwa kita

Mengikis egosentrisme, membuka paradigm baru

Kemanusiaan dan gotong royong

Hidup ini bukan untuk kamu saja, melainkan untuk semua yang punya nyawa

Nama: Sulis Alfaini Kamala

TTL: Bojonegoro, 24 maret 2000

Instagram: mala_mall24

Jurusan: BSA 4B


Bergelut dengan Senja

 

Senja,

Hadirmu memberikan arti tersendiri bagiku,

Kau mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan,

Tentang arti kesabaran,

Mengikhlaskan,

Dan arti menahan rindu.

 

Rindu pada tanah rantauan,

Yang mengajarkan kemandirian.

Rindu kawan-kawan seperjuangan,

Yang mengajarkan ketulusan.

Rindu pada sang kasih,

Yang telah jauh pergi, meninggalkan dunia.

 

Senja,

Sore itu, seolah engkau tau maksud hatiku.

Kau kirimkan hujan-mu tuk tenangkan gelisahku,

Tuk menyejukkan hati gundahku,

Tuk mengembalikan senyum tulusku,

Agar ikhlaskannya diapit tanah.

 

Senja,

Sampaikan salamku padanya,

Yang tak ucapkan salam perpisahannya.

Sampaikan rinduku padanya,

Yang tak bisa melihat wajah terakhirnya,

Sampaikan doaku padanya,

Yang tak pulang menemuinya.

Apalah dayaku senja,,,

Yang harus menyesal kedua kalinya,

Walau jarak menjadi penghalang,

Semoga doa tetap terucapkan.

 

Senja,

Antarkan beliau ke tempat yang nyaman,

Antarkan beliau menuju ketenangan,

Meninggalkan semua sakit dan penderitaan,

Hingga, hanya tersisa kenangan.

 

Walau kini tlah hilang di pelupuk mata,

Tanpa bayangan yang tertata.

Pertemukanlah kami selalu senja,

Walau di mimpi semata.

 

Senja,

Terima kasih kuucapkan padamu,

Ku yakin,

Ikhlas dan sabar ringankan langkahnya

Senja,

Hadirmu tak kan pernah sia-sia,

Ada mentari seiring hilangmu,

Tuk lebih warnai dunia,

Tanpa melupakannya.

اللهم اغفرلهم وارحمهم وعافهم واعف عنهم

 

BIODATA

Nama   : Anik Amirotul Mu’minah

NIM    : 12304193005

Jurusan: Bahasa dan Sastra Arab

Kelas   : 2A

Instansi: IAIN Tulungagung

Email   : anikamiroh483@gmail.com

Instagram: anik_amiroh

 

“puisi ini saya tujukan pada sang kakek dan nenek saya yang telah meninggal dunia. Yuntuk kedua kalinya saya tidak bisa melihat wajah terakhir beliau, tidak bisa mengantarkan beliau, dan tidak bisa mengucapkan salam pisah pada beliau dan alasannya adalah karena jarak.”


“Sepucuk Kerinduan Kepada Senja” 

Di ujung terang kau selalu datang

Menyambut sebuah gelap

Gelap yang dipenuhi keindahan

Akan cahaya bintang-bintang dan rembulan yang bersinar

 

Kau tak pernah ingkar janji

Datang tepat waktu

Mengobati sebuah rindu

Rindu yang menggebu akan sebuah cumbu

 

Pesonamu tak pernah membosankan tatapanku

Yang selalu ingin menatap keindahanmu

Seakan terselip sebuah salam

Salam akan balasan sebuah rindu

 

Senja, bolehkah aku menitip sepucuk kata rindu ?

Rindu akan hari esok yang syahdu

Sebelum kau tertelan malam

Malam yang senyap

 

Senja, walaupun hadirmu sesaat

Kau telah banyak mengajariku

Apa itu arti kesabaran dalam penantian

Keikhlasan akan sebuah kepergian


BIODATA

Nama                   : Naja Alwi Mawardy

Tempat, tanggal lahir  : Trenggalek, 29 November 2000

Jenis Kelamin          : Laki-laki

Nama orang tua         : Ayah : Asmungin

                         Ibu  : Siti Maslikah

Alamat                : Rt. 38, Rw. 16, Dsn. Kranding, Ds. Bendorejo, Kec. Pogalan, Kab. Trenggalek (Jawa Timur)

Hobi                          : Nonton film

No. WhatsApp                  : 081 911 245 016

Pekerjaan                     : Mahasiswa IAIN Tulungagung

Motto                         : Berusaha, berdoa, dan tawakal


Menatap Sang Senja

 

Genderang burung mulai terdengar

Memanggil semua kembali ke rumah

Angin laut mulai terasa

Seakan pertanda sang senja akan tiba

 

Kuning kemerahan mulai merubah langit

Menenggelamkan pancaran sinar sang surya

Layaknya mutiara dalam kerang

Yang memancar lalu menghilang

 

Layaknya emas yang menyorot mata

Membuat mata terpaku sejenak

Melihat indahnya langit yang berubah

 

Terimakasih senjaku

Menutup hari begitu indah

Dengan senyum tulusmu yang jingga

Walau kadang ada tangis ataupun tawa

Yang seakan menyelimuti warna kehidupan

BIODATA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan nama saya Rima Lutfiana dari semester 2 kelas A jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Saya adalah mahasiswa dari IAIN Tulungagung. Saya lahir pada tanggal 6 Januari 2000 di Tulungagung. Saya dibesarkan oleh kedua orang tua dan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dengan dua kakak yaitu perempuan dan laki-laki dan satu adik laki-laki. Berbicara tentang hobi, hobi saya itu banyak sekali, seperti membaca novel ataupun komik, menonton drakor (drama korea) dan terkadang menulis atau menggambar sesuatu yang abstrak (sesuatu yang tidak berbentuk atau istilahnya coretan). Dari salah satu hobi saya inilah, saya di IAIN Tulungagung memilih jurusan bahasa dan sastra Arab karena dengan sastra kita bisa menuangkan curahan hati kita. Sekian pemaparan dari biodata saya, mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Terimakasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Nama : Robbany

Ig   : Arrobbanyyu

                  Sang senja

 

Gelombang angin senja merasuk jiwa.....

Rapuh tiada terkira dalam dada.....

Menghantarkan senyuman sang petuahnya.....

Kepada sang fulanah di sebrang sana......

 

Walau tiada niat mengurai cerya.....

Namun hati tlah menunjukan tanda....

Akan keinginan tuk memendam rasa.....

Dari salah satu hamparan manusia.....

 

Karna sang petuah tlah menyadarinya.....

Di kala waktu ia masih  terlana.....

Akan kesalahan terhadap sang Robb-nya....

Dan sang  senjalah saksi  pengaduannya.....


Nama   : M. Maftuh robbany

TTL      : 23 desember 2000

Alamat : tanjungsari jenangan ponorogo

Ig       : Arrobbanyyu

Jurusan :  Maba BSA

 


Senja dan Semesta

 

Aku lihat dari jauh kau tampak sendiri

Menangis melihat semestamu sengsara

Udara hitam membumbung tinggi

Suara bising bergema di telingamu

 

Sedih..

Ya ku lihat kau sedih

Dulu semestamu penuh dengan polusi

Kini hijau, bersih, segar

 

Lalu kenapa kau sedih ?

Bukankah ini yang kau inginkan ?

 

Bukan,

Aku tidak ingin seperti ini

Aku tidak ingin melihat ribuan nyawa pergi dari jasatnya

Aku tidak ingin melihat situasi ini

Begitu jawabmu kepadaku

 

Situasi ini ?

Situasi yang mana ? Seperti apa ?

 

Situasi yang melumpuhkan kegiatan yang mereka dulu mulai dari fajar dan beristirahat ketika aku muncul

Situasi yang membuat banyak nyawa harus sembunyi dibawah atap mereka

Sungguh dalam benaku aku bertanya

Situasi yang membuatku kehilangan keindahan.

 

Kapan semua lekas pulih ?

Inginku datang bersama dengan senyuman mereka

Ku peluk mereka ditengah mega merahku yang indah

Bernyanyi bersama ditemani deguran ombak


Semestaku

Semoga kau segera pulih

Segera kita bersama melukis senyum mereka setelah keadaan berat ini.


Judul: Senja di Bulan Ramadhan

 

Senja penuh harapan

Bulan ramadhan

Penuh ampunan

Semangat tuk gapai tujuan

 

Marahaban ya ramadhan

Bacalah al qur'an

Agar hati bisa tentram

Dan tak menimbulkan penyesalan

 

Tahan dan rasakan

Nikmat nya ramadhan

Segala nafsu dan kemurkaan

Haramkan makan dan minuman

Biar tak menyesal di kemudian

 

Tingkat kan dan dekatkan

Kamu kepada tuhan

Tuk gapai sebuah impian

 

Lantunan tadarus bersautan

Ribuan doa dipanjatkan

Semoga kita mendapatkan Ridonya

Supaya kita masuk surga nya


Nama : Diah Ayu Mawadatul Ula

Tempat Tanggal Lahir : Tulungagung,  03 April 2002

Alamat : RT 01 RW 05 Dusun Tutul Desa Banjarejo Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung

Akun Medsos:            IG    : @diahayuuuu_

                     Whatsapp :  082144773314

                Twitter       :  @diahayumwdtl_



Surya Rembulan

Sorot kebahagiaan

menjelma dalam satu saat

Dua kirana berpaut

Memancarkan keelokan

Menyatu tanpa jarak

Seakan tersenyum,

Ia menebar kebahagiaan

Ke seluruh penjuru

 

Memandangnya,

Membuatku tersipu

Mengenangnya,

Membuat rinduku menggebu

Dengan tanpa, namun hanya

Meski kutahu segala keelokan tak abadi

Akan sirna begitu saja menghilang pergi

Tanpa rasa malu dan tanpa kata

Ia pergi dengan tenang,

Namun menyisakan gores kenang

 

Meresap hingga ketulang

Ku menyambut dengan bahagia

Namun, apapun tak mengubah

Kedukaan atas kepergian

Hanya tinggal Satu kirana

Yang kemudian akan berlalu pergi


Nama : Ayu Uly Nurdiana

TTL : Blitar, 19 Juni 2000

Alamat : Pikatan-Wonodadi- Blitar

Jurusan/Kelas : Bahasa dan Sastra Arab/ 4A


Senja; duka atau bahagia?

 

Aku tak tahu harus dengan pembuka yang seperti apa,

Harapan yang sia-sia atau sesal yang tiada terkira,

 

Sore itu;

Duduk berhadapan denganmu,

Di depan kita ada dua cangkir kopi

Dan di saku bajuku ada segenggam haru,

Bagaimana tidak? Aku tengah duduk bersama seorang yang ingin ku temu, yang selama ini ku sebut-sebut sebagai rindu,

Kau tersenyum melihat gelagak konyolku, yang sedari tadi diam membisu sambil sesekali melirik ke arahmu,

 

Langit mulai menampakkan biasnya,

Biru, berubah menjadi kuning kemerahan,

Layaknya aku dan kamu, berawal dari teman, kemudian menjalin ikatan yang tak tergantikan,

Kau menamaiku sebagai sahabat, teman yang lebih dari teman, tempatmu menyandarkan harapan dan menjadikanmu takut untuk melukaiku jika perasaanku kebablasan,

 

Dalam hati aku bertanya, mengapa harus seperti ini? Bukankah lebih baik jika kita saling memiliki?

Tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutku, kau menjawab rasa penasaranku,

Kau tahu mengapa senja berwarna kuning kemerahan? Tanyamu,

Tidak, jawabku

Sebab, senja hanya berisi bias harap semu, ia menunjukkan indahnya kepada seisi semesta, tapi semesta tak pernah tahu apa yang tengah dirasakannya, ia tengah berduka atau berhagia,

Sedang aku tak ingin menjadi seperti senja, aku ingin kamu mengerti aku, lebih dari itu, memahamiku, menenagkanku saat aku gelisah, meredakanku saat aku marah, menghiburku saat aku resah,

Untuk itu, aku ingin kita tetap menjadi teman, bukan kekasih, seorang kekasih akan menjadi seperti senja, ia hanya ingin melihatku bahagia, tanpa bertanya apakah aku tengah menangis atau tertawa,

 

Entah, aku harus berduka atau berbahagia?

Ku pikir aku mampu untuk bersamanya, sebagai kekasihnya,

Tapi aku tidak ingin hanya sekedar menjadi senja, yang sementara kemudian sirna. 

Dari: sahabat sekaligus semestamu.


nama                        : Ahmad Sulkhan Anami

tempat, tanggal lahir       : Tulungagung, 28 September 1996

alamat                      : RT/RW 002/003, Dsn. Jigang, Ds.

            Pakisaji, Kec. Kalidawir, Kab.

            Tulungagung

no. handphone               : 0857-4911-7863

email                       : ahmadanami28@gmail.com

instagram                   : @bucin.bangsad

facebook                    : @AhmadAnami


Sore Senjaku

(in memo 16 juli 2014 lalu)

 

Sejuk udara sore

Mengingatkan hati akan asa

Suara-suara indah pelantun kalam-Nya

Menggoyah iman tuk bertafakkur

Akan semua nikmat dari-Nya

 

Kebesaran-nya

Tak dapat dipungkiri

Semua Rahmat dan Anugerah-Nya

Mengalir dalam sanubari

 

Rasa syukur ini

Tak dapat terlukiskan

Rasa gembira ini

Terus terpancar dalam jiwa

 

Semua tentang senja sore itu

Seperti dalam mimpi

Anugerah terbesar dalam hidup ku

Semoga selalu melekat dalam hati

Membawa keberkahan

Di dunia dan di akhirat nanti

  

Nama : Naili husna

NIM : 12304173031

Anak BSA sem VI

Alumni SMA Islam Sunan Gunung Jati


Tajuk Rindu

 

Senjaku bertajuk rindu

Dalam diam ku terpaku

Dalam benakku terlantun merdu

Kisah rindu begitu pilu

Salam pada hati yang berdoa selalu

Akan tetapnya rasa pada kalbu

Pada Tuhanmu pula Tuhanku

Hatiku menatapmu

Hatiku mengharapkanmu

Hatiku pun merindukanmu

Namun hatiku juga menolakmu

Salam pada hati yang ingin tau

Akan arti hakikat rindu

Pada Tuhanmu pula Tuhanku

Rinduku begitu syahdu

Tanpa perlu untuk kau tau

Bagaimana kurasakan sendu dan pilu

Cukup aku dengan Tuhanku

Salam pada hati yang mengharap selalu

Akan kasih serta rindu

Pada Tuhanku pula Tuhanmu


Nama: Alya Anjalla Salsa Biela

Jurusan: BSA 2A

IG account: aiyya_sb




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biografi tokoh penyair pada masa Jahiliyah

Tharafah ibn abd Tharafah menciptakan puisi sejak ia masih kanak-kanak dan dia muncul dalam bidang itu sehingga dalam usia belum mencapai du...