
Biografi Zuhair bin
Abi Sulma
Zuhair bin Abi Sulma adalah
salah satu dari tiga penyair jahiliyah yang terkenal, yaitu : Umru’ Al-Qais,
Zuhair bin Abi Salma, dan Nabighoh Adz-Dzibani.Tidak diketahui dengan
pasti siapa diantara mereka yang terlebih dahulu dikenal sebagai penyair
hebat. Keturunannya,
Zuhair bin Rabi’ah bin Rayyah bin Qurah bin Harits bin Muzanni bin
Tsa’labah bin Tsaur bin Harmah bin Ashom bin Utsman bin Amru bin Udda bin
Thabihah bin Ilyas bin Mudhol bin Nizar bin Ma’adi bin Adnan. Rabi’ah menikah
dengan wanita dari bani Suhaim dan masih mempunyai ikatan nasab dengan bani
Fahr bin Murah bin Auf bin Sa’ad bin Dzibyan. Zuhair terlahir di tengah kabilah
bani Mazinah yang bermukim disekitar Madinah.
Meski terlahir ditengah
kabilah bani Mazinah tapi Zuhair besar dipemukiman bani Abdullah bin Ghatafan
di daerah Najd. Rabi’ah meninggal sebelum Zuhair lahir. Lalu Zuhair beserta
kedua saudaranya, Sulma dan Khansa diasuh oleh pamannya Basyamah bin Ghadir.
Pasca wafatnya Rabi’ah, ibunya menikah dengan Aus bin Hajar, seorang panyair
arab yang terkenal dari bani Tamim.
Keistimewaan karyanya terletak pada kekuatan bahasa dan susunan kata-katanya, banyak terdapat kata-kata asing (sulit) dalam puisinya, dia berupaya untuk mencari hakekat makna asli untuk mengeluarkannya pada konkrisitas materi yang sebenarnya. Dengan kekuatan akal dan wawasannya dalam penggambaran-penggambaran dan imajinasinya. Pada umumnya, apa yang diungkapkannya tidaklah jauh dari hakekat realitas yang konkret. Zuhair juga termasuk penyair masa Jahiliyyah yang terkenal dalam pengungkapan kata-kata hikmah dan pribahasa. Dalam kehidupannya ia terkenal dengan konsistensi dan kecerdasannya. Pendapatnya sesuai dengan kehidupannya. Posisi kesusastraannya, menurut kebanyakan para kritikus sastra Arab, dibangun atas hikmah dan kata-kata bijak yang dikenal pada masanya (Karum al-Bustani, 1953:6).
- Ciri-ciri kekhususan syair Zuhair
- Dari segi lafadz
Dalam pemilihan lafadz
Zuhair sangatlah teliti, ia menggunakan rasa dan jiwa sastrawanya untuk
memperindah lafadz-lafadz syairnya. Terkadang ia juga menggunakan kata-kata
asing dalam syairnya, dia berupaya untuk mencari hakekat makna asli untuk
mengeluarkannya pada konkrisitas materi yang sebenarnya.
- Dari segi uslubnya
Dalam syiir-syiirnya Zuhair
banyak menggunakan bermacam-macam uslub balaghiyah. Didalamnya terdapat
istiarah, tasybih, kinayah, dan tibaq. Sebenarnya uslub-uslub itu terjadi
secara tidak sengaja dalam syair-syairnya karena memang pada masa itu belum di
bukukan secara rinci mengenai uslub-uslub balaghiyah seperti sekarang ini.
Semua ini karena ketinggian jiwa kesastraanya Zuhair yang diwarisi dari
keluarganya dan juga pengaruh lingkungan dimana ia hidup. Karena uslub-uslub
yang tinggi inilah ia diposisikan oleh ahli kritik sastra pada rtingkatan yang
tinggi di antra para penyair-penyair jahiliyah yang lain.
Beberapa uslub keindahan
bahasa dalam syair Zuhair ini antara lain:
- Ijaz-nya bagus dan suka membuang
tambahan pembicaraan serta kata-kata yang kurang dipelukan, sehingga ia
menciptakan sedikit kata banyak makna.
- Madah-nya bagus dan menjauhi kedustaan
di dalamnya. Dia tidak memuji seseorang melainkan karena akhlaknya dan
sifat-sifat terpuji yang diketahuinya.
- Syairnya sedikit sekali mengandung
kata-kata yang buruk. Oleh karena itu, syair-syairnya bersih dan sedikit
sekali adanya cercaan di dalamnya.
- Banyak mengungkapkan amtsal (pribahasa) dan kata-kata hikmah, sehingga penyair ini dianggap sebagai orang yang pertama dalam menciptakan kata-kata hikmah dalam puisi Arab, yang kelak akan diikuti oleh penyair lainnya, seperti Shalih bin Abdul Kudus, Abu al-Atahiyah, Abu Tamam, al-Mutanabby, dan Abu al-Ala’ al-Ma’ary dari kalangan Arab peranakan (al-Muwalidin).
- Dari segi ma’aninya
Kata kata dalam syiir
Zuhair keluar dari dalam dirinya sendiri, bersumber dari rasa kesastraanya,
didorong oleh lingkungan hidupnya yang dipenuhi dengan jiwa kesastraan.
Bila ia ingin memuji suatu
hal misalnya, maka ia memilih pada kata-kata yang konkrit dan dekat dengan
keadaan faktual yang ada disekitarnya. Ia tidak banyak mengada-adakan kalimat
yang tidak jelas maksud dan tujuanya.
Dalam syiir-syiirnya Zuhair
banyak mensyiarkan tentang hikmah-hikmah kebenaran, kejujuran, kabar-kabar yang
terjadi di sekelilingnya. Karena itu para ahli syair jahily banyak yang
menggunakan syiir-syiir Zuhair dalam hal hikmah.
- Dari segi khoyyal
Dalam pembuatan syiir-syiirnya Zuhair tidak menggunakan imajinasi2 yang sulit dipahami dan berlebihan. Tetapi ia menggunakan khoyyal yang mudah, mendekatkan makna yang jauh, menjelaskan kalimat2 yang asing. Ia lebih menggunakan istiarah yang benar, kinayah yang dekat, ataupun tasybih yang mudah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar