JUARA 1 "SENYUMAN SANG SENJA"
ROMANTISME SENJA
DAN SANTRI
Tatkala aku melihat senja
Samar-samar netra menyapa
Jingga sang senja tersenyum
mesra
Tatkala aku melihat senja
Maknanya,
ia akhir dari sebuah hari
Para santri telah usai mendedangkan bait demi bait “Qoola Muhammadun huwabnumaliki”
Para santri telah
selesai menyelami kedalaman Qoul Syafii
Lihatlah!lihatlah kepada senyum
senja
Yang telah menyaksikan romantisme juang para santri
Menenteng kitab-kitab khas
penjara suci
Derap langkah kaki pasukan bersarung,pejuang
berpeci
Rehat sejenak,
Kembali ke peraduan
masing-masing
Untuk kemudian bersiap memenuhi
panggilan sang kasih
Tatkala aku melihat senja
ia tersenyum merekah
Seakan berkata;
“inilah santri,yang baktinya selalu dinanti negri ini”
Tetapi itu dulu,
Saat pandemi belum menyerang
bumi
Seakan mampu menyaksikan,
Senja tak lagi terang
Hei,bukankah
biasanya bagi senja tak ada yang menyedihkan
Selain menutup bulan ramadlan ?
Sore itu,
Aku menggunakan tinta senja
Menulis dalam kalbu,bahwa;
Yang fana adalah pandemi,yang
abadi adalah santri.
BIODATA
Nama:
Nihayatul Hidayah Marisita
TTL:
Jombang,01 Maret 2002
Alamat:
Mojokrapak Tembelang Jombang Jawa Timur
Akun:
-Fb:Nihayatul hidayah
-Ig: Nihayah844
JUARA 2 "SENYUMAN SANG SENJA"
Tafsir
Pandemi
melanda
Apa
yang kita rasa?
Keluh
kesah, cemas tiada tara
Di sana
pun sama, di belahan dunia
Tiada
yang kuasa dengan makhluk tak kasat mata itu
Ciptaan-Nya,
sungguh luar biasa dahsyatnya
Mereka
dengan dada membusung
Abai
dengan suara-suara rintihan
Orang
yang membutuhkan
Pun,
kini terbaring lemah karena corona
Semua
makhluk sama
Tiada
bedanya sekarang
Kaya
tak jadi jaminan aman
Pun
miskin demikian
Tuhan
telah menafsirkan
Yang
ada menjadi tiada, yang tiada menjadi ada
Tiada
yang mustahil bagi-Nya
Corona
mengetuk jiwa kita
Mengikis
egosentrisme, membuka paradigm baru
Kemanusiaan
dan gotong royong
Hidup
ini bukan untuk kamu saja, melainkan untuk semua yang punya nyawa
Nama: Sulis Alfaini Kamala
TTL: Bojonegoro, 24
maret 2000
Instagram: mala_mall24
Jurusan: BSA 4B
JUARA 3 "SENYUMAN SANG SENJA"
Bergelut
dengan Senja
Senja,
Hadirmu
memberikan arti tersendiri bagiku,
Kau
mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan,
Tentang
arti kesabaran,
Mengikhlaskan,
Dan
arti menahan rindu.
Rindu
pada tanah rantauan,
Yang
mengajarkan kemandirian.
Rindu kawan-kawan
seperjuangan,
Yang
mengajarkan ketulusan.
Rindu
pada sang kasih,
Yang
telah jauh pergi, meninggalkan dunia.
Senja,
Sore
itu, seolah engkau tau maksud hatiku.
Kau
kirimkan hujan-mu tuk tenangkan gelisahku,
Tuk
menyejukkan hati gundahku,
Tuk mengembalikan
senyum tulusku,
Agar
ikhlaskannya diapit tanah.
Senja,
Sampaikan
salamku padanya,
Yang
tak ucapkan salam perpisahannya.
Sampaikan
rinduku padanya,
Yang
tak bisa melihat wajah terakhirnya,
Sampaikan
doaku padanya,
Yang
tak pulang menemuinya.
Apalah
dayaku senja,,,
Yang
harus menyesal kedua kalinya,
Walau
jarak menjadi penghalang,
Semoga
doa tetap terucapkan.
Senja,
Antarkan
beliau ke tempat yang nyaman,
Antarkan
beliau menuju ketenangan,
Meninggalkan
semua sakit dan penderitaan,
Hingga,
hanya tersisa kenangan.
Walau
kini tlah hilang di pelupuk mata,
Tanpa
bayangan yang tertata.
Pertemukanlah
kami selalu senja,
Walau
di mimpi semata.
Senja,
Terima
kasih kuucapkan padamu,
Ku
yakin,
Ikhlas
dan sabar ringankan langkahnya
Senja,
Hadirmu
tak kan pernah sia-sia,
Ada
mentari seiring hilangmu,
Tuk
lebih warnai dunia,
Tanpa
melupakannya.
اللهم اغفرلهم وارحمهم وعافهم واعف عنهم
BIODATA
Nama : Anik Amirotul Mu’minah
NIM : 12304193005
Jurusan: Bahasa
dan Sastra Arab
Kelas : 2A
Instansi: IAIN
Tulungagung
Email :
anikamiroh483@gmail.com
Instagram: anik_amiroh
“puisi
ini saya tujukan pada sang kakek dan nenek saya yang telah meninggal dunia.
Yuntuk kedua kalinya saya tidak bisa melihat wajah terakhir beliau, tidak bisa
mengantarkan beliau, dan tidak bisa mengucapkan salam pisah pada beliau dan
alasannya adalah karena jarak.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar